Catatan Tentang Niat

Kami coba mengambil setetes hikmah dari lautan ilmu. Ilmu yang mencerahkan manusia, ilmu yang membebaskan manusia dari kejahiliyahan perbuatan, dan ilmu yang memunculkan sifat tawadduk pada insan beriman. Sebuah rangkuman sederhana dari buku tipis karya ustadz Kamran Al-Irsyadi dengan judul "Istiqomah Terapi Sukses Dunia Akhirat"

Niat Ikhlas

Kami awali tulisan ini dengan menyuguhkan hadist Rosululloh saw.

“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai apa yang diniatkan, barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.”(HR. Bukhari Muslim)

Hadits ini telah disepakati shahih oleh para ulama dan memiliki keagungan dalam Islam.Niat ialah pangkal amal, niat itu sendiri menentukan apakah amalan kita diterima oleh Allah ataukah ditolak. Oleh karena itukita sebagai insan beriman haruslah pandai menjaga hati kita dengan niat-niat yang baik karena Allah. Dan jika dalam niat kita terdapat sedikit saya tendensi selain Allah maka kita harus segera meluruskannya.

“Sesungguhnya Alloh mencatat semua amal kebaikan dan keburukan”. Kemudian Dia menjelaskan.“Maka barang siapa telah berniat untuk berbuat suatu kebaikan, tetapi tidak melakukannya, maka Alloh mencatatnya sebagai satu amal kebaikan. Jika ia berniat baik lalu ia melakukannya, maka Alloh mencatatnya berupa sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan masih dilipatgandakan lagi. Dan barang siapa berniat amal keburukan namun tidak melakukannya, Alloh akan mencatatnya sebagai amal kebaikan yang utuh, dan bila ia berniat dan melakukannya, maka Alloh mencatatnya sebagai satu amal keburukan.”(HR. Bukhori dan Muslim dalam kedua kitab shahihnya)

Renungkan betapa pemurah-Nya Allah ajjawajalla. Dijelaskan jika kita berniat melakukan kebaikan tanpa mengamalkannya, kita telah mengantongi satu kebaikan, dan jika kita berniat melakukan kebaikan dan mengamalkannya maka kebaikan itu akan dilipatgandakan pahalanya sebanyak 10,200,700 kali atau lebih tergantung niat ikhlasnya. Sebaliknya jika kita berniat melakukan keburukan dan kita mengamalkannya maka akan dicatat sebagai satu keburukan saja dan jika kita tidak jadi mengamalkannya maka kita diberi satu pahala. pahala karena kita tidak melakukan keburukan ialah kebaiakan tersendiri.

Hadist ini memotivasi setiap muslim untuk senantiasa berniat untuk melakukan kebaikan didalam hatinya. Sebab niat seorang mukmin itu sendiri begitu agung, bahkan melebihi amalannya.

Diriwayatkandari Abu Hurairah r.a, beliau bersabda , " Rasulullah saw, besabda :
"Allah yang Maha Suci lagi Maha Penyayang berfirman : Aku adalah Mitra yang paling tidak membutuhkan kemitraan. Barang siapa yang melaksanakan suatu amal sambil menyertakan selain–Ku di dalamnya bersama–Ku, maka Aku tinggalkan ia bersama sekutunya'." (HR.Muslim dalam Shahih Muslimnya)

Ikhlas adalah syarat utama amalan seseorang diterima. Ikhlas ialah prasyarat dari proposal amal kebaikan yang akan kita lakukan
Fudhail Bin Iyadh menjelaskan definisi ikhlas sebagai berikut: tidak melakukan amal karena manusia adalah riya' dan melakukan amalan karena manusia adalah syirik, dan ikhlas adalah ketika Allah membebaskan anda dari keduanya

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Find It