Review MABIT Ikhwan FORKALAM MIPA

Malam minggu lalu ada agenda dari Biro Kaderisasi(BK) Forkalam. Acara ini di khususkan hanya untuk ikhwan. Kenapa khusus ikhwan?(Karena kami begitu spesial :), acara ini dikhususkan kepada ikhwan karena diadakan pada malam hari, tak lain dan tak bukan acara ini adalah MABIT. MABIT  biasanya  diartikan sebagai ”MalAm Bina Iman dan Taqwa” tapi, arti mabit sendiri dalam bahasa arab ialah menginap/bermalam. Tak panjang lebar, berikut beberapa review materi  mengenai mabit para ikhwan.

Mengingat Mati
By; Ustadz Azhar Reza

Berbicara mengenai kematian tidak lepas tentang kehidupan pula. Kehidupan di dunia ini sejatinya adalah ladang amal bagi kita untuk mencapai kebahagiaan hidup di akhirat. Jangan sampai kita tertipu daya dan terjerat oleh kehidupan dunia.
Nikmat dunia itu hanya bisa diperoleh dengan kesakitan, kelelahan dan ketidak nikmatan. Tiada kenikmatan yang diperoleh dengan mudah, dengan tanpa usahad dan kerja keras. Jika pun ada ialah kenikmatan yang diberikan oleh syaitan, kenikmatan yang sementara, kenikmatan yang membawa pada kerusakan jangka panjang, di dunia maupun diakhirat.
Sesungguhnya kenikmatan dunia itu adalah cobaan. Seperti dijelaskan dalam QS AL-anfal:28,

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Ada beberapa hal yang membatasi kenikmatan dunia, yaitu:

Kebosanan ; Semua orang mengalaminya. Tak ada yang terlepas dari kebosanan. Seperti ketika bermain game, kita akan bosan dalam jangka waktu tertentu, kemudian mencari game yang terbaru. Seperti ketia makan makanan paling lezat, jika satu pring makanan tersebut  yang disuguhkan, kemungkinan kita akan menginginkannya lagi, namun jika  20 piring yang disuguhkan, kita pasti akan enek. Itulah dunia,

Usia ; Semua orang akan bertambah usianya. Bayi akan segera tumbuh menjadi remaja, dan remaja akan segera tua. Tiada yang bisa menolak bertambahnya usia. Apapun kenikmatan yang kita sukai di usia muda, sudah tidak akan nikmat lagi ketika kita sudah tua, apapun makanan yang paling enak saat kita kecil dahulu pasti tak akan enak lagi sekarang. Sejatinya begitulah dunia.

Sakit ; Yang pernah hidup pasti pernah merasakan sakit, sekuat apapun seseorang pasti ia mengalami sakit. Ketika kita sakit maka tak ada lagi artinya nikmat dunia ini. Ketika sakit, tak ada orang yang ingin harta banyak, tak ada yg ingin makan enak dan tak ada yang menginginkan jabatan tinggi.Apa yang mereka inginkan? Ya hanya kesehatan yang akan mereka inginkan.

Kematian ; Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Itulah yang diungkapkan dalam Al-qur’an. Dari zaman dahulu, adakah manusia yang hidup hingga ribuan tahun? Adakah manusia yang tak bisa mati? Tak ada, tak satu pun. Mungkin ada orang yang kebal oleh bantuan jin, mungkin ada orang yang terlihat muda karena bantuan jin, namun tak satu pun manusia yang kekal.
Begitulah kehidupan, diriwayatkan di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari, ketika rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang bersandar, ditanyakan kepada beliau tentang kehidupan :

“Wahai Rasulullah, mengapa engkau begitu santai?”,
maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : 
“Hidup ini hanyalah selintas saja, seperti seorang yang berjalan kemudian berteduh di bawah pohon rindang kemudian berjalan lagi”.
Sesungguhnya kita hidup di dunia ini layaknya hadist tersebut, sangat singkat. Pernahkah kita berfikir bahwa waktu di dunia ini berlalu begitu cepat?. Kapan kamu lulus SMU? Kapan kamu lulus SD? Kebanyakan dari kita pasti menjawab ”kemarin”. Entah setaun, tiga tahun, atau bahkan bertahun-tahun yang lalu, kita pasti merasakan berbagai kenangan itu baru saja terjadi. Ya! Hidup kita di dunia ini sangatlah singkat. Walaupun sesungguhnya manusia selalu ingin hidup yang lama, hidup 100tahun lagi, hidup yang kekal abadi. Seperti dicantumkan dalam QS.Al- Baqoroh; 96

“Dan pasti kamu akan mendapati mereka (yaitu Bani Israil), manusia yang paling loba kepada kehidupan ( dunia), bahkan (lebih loba) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari azab (api neraka). Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”

Seorang ulama pernah menagtakan sesungguhnya kematian itu begitu dekat dengan kita.  Contoh kecil saja ketika tertidur. Bukankah saat tidur kita tidak lagi merasakan jasad kita? Seperti yang diterangkan dalam QS Az-zumar:42,

"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir,"

Sekarang siapa yang menjamin kita akan bangun lagi setelah kita tertidur? Siapa yang menjamin mata kita akan terbuka lagi setelah terpejam? Dan siapa yang akan menjamin bahwa roh kita akan kembali bertemu jasad kita?. Sungguh tidur ialah kematian yang sementara, oleh karenan itulah Rosululloh saw. berwudhu dan banyak melakukan amalan-amalan sunnah sebelum tidurnya. Ialah sosok tauladan kita, orang yang paling menyadari akan hakikat sebuah kematian. (lso infokom 4kJ).

Review ini hanyalah kilasan pendek dari seluruh materi yang diberikan ustadz Azhar Reza.
Setelah materi dari ustadz Azhar Reza, acara dilanjutkan dengan nonton bareng. Jika biasanya kita menonton film-film motivasi, maka malam ini kami menonton film-film muhasabah. Hingga kami terlarut dam suasana kematian. Ya suasana tidur lelap setelah aktivitas hari ini.

 Dengan nama-Mu Ya Allah aku mati dan aku hidup kembali
‘Bismika Allahumma amuutu wa ahyaa…’

2 komentar:

ade mengatakan...
on

luar biasa tuan mahfuz.. menyimak dengan baik.. hehe tapi ada beberapa anak yg tidur waktu tu tak liatin..

INFOKOM mengatakan...
on

ini sengaja tidak kami lanjutkan cerita mabitnya.. takutnya kepanjangan tak terbaca..

Diberdayakan oleh Blogger.

Find It